Mahasiswa MPI UIN SUSKA Riau Berangkat ke Lombok, Angkat Gagasan Detoks Dopamin di Ajang Mandalika Essay Competition 7


Pekanbaru, UIN SUSKA Riau – Dalam rangka mengharumkan nama besar Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau di kancah nasional, mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Muhammad Aryo Ramadhan, bersama rekannya dari Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Sindi Klaudia, resmi terpilih sebagai finalis dalam Mandalika Essay Competition 7, yang diselenggarakan oleh Lembaga Nusantara Muda dan Universitas Mataram. Acara bergengsi ini berlangsung dari 6 hingga 8 September 2024 di kota Mataram, Lombok.

Acara ini merupakan ajang bergengsi yang sudah memasuki edisi ketujuh, dan menjadi wadah bagi para pemuda Indonesia untuk menyampaikan gagasan inovatif terkait isu-isu strategis masa kini. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Dari Brain Rot ke Brain Fit: Revitalisasi Minat Baca Generasi Muda Melalui Detoks Dopamin Berbasis Literasi”, sebuah topik yang sangat relevan dengan kondisi sosial budaya saat ini, terutama di tengah dominasi media sosial dan konsumsi konten digital yang cepat namun dangkal.

Aryo, mahasiswa MPI yang menjadi fokus utama dalam laporan ini, membawa gagasan yang tidak hanya kritis tetapi juga solutif. Ia menawarkan konsep “Detoks Dopamin Berbasis Literasi” sebagai upaya memulihkan fungsi kognitif generasi muda yang terganggu oleh brain rot, istilah global yang merujuk pada penurunan kemampuan otak akibat terlalu sering terpapar konten digital instan. Dengan program “Brain Fit Week”, ia mengajukan langkah konkret melalui 7 hari aktivitas literasi bertahap. Program ini mengusung konsep Detoks Dopamin Berbasis Literasi, yakni mengurangi paparan dopamin instan dari gawai dan media sosial dengan menggantinya pada aktivitas yang menstimulasi otak secara sehat. Aktivitas harian meliputi pembatasan penggunaan gadget, menulis jurnal ringan, membaca teks panjang secara bertahap, hingga tantangan menyelesaikan buku penuh dan membagikan insight yang diperoleh.


“Saya merasa ini tantangan besar karena waktu persiapan bertepatan langsung dengan masa KKN. Wilayah saya pun memiliki koneksi internet yang lemot, sehingga harus benar-benar memaksakan diri untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin,” ungkap Aryo.

Sementara itu, Sindi mengungkapkan bahwa persiapan lomba tidaklah mudah. “Kami harus mencuri-curi waktu karena persiapan lomba ini bertepatan dengan acara FESTA yang biasanya diadakan oleh Fakultas Tarbiyah,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kendala anggaran dan butuh restu dari orang tua menjadi tantangan tersendiri. Namun, ia bersyukur karena pihak kampus memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

Kehadiran Aryo di Mandalika Essay Competition 7 bukan sekadar representasi individu, tetapi juga simbol dari kebangkitan pemuda UIN SUSKA Riau yang siap berbicara di panggung nasional dengan gagasan yang berdampak. Bersama Sindi, mereka akan mempresentasikan esai mereka di depan dewan juri di Universitas Mataram, Lombok, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata bagi gerakan revitalisasi literasi di Indonesia.

“Kami tidak gentar meskipun banyak kendala. Kami percaya bahwa dengan tekad dan dukungan dari kampus, kita bisa membawa nama UIN SUSKA Riau lebih tinggi lagi,” tutup Aryo dengan penuh optimisme.

Dengan semangat juang tinggi dan ide yang segar, kedua mahasiswa ini siap menorehkan sejarah baru bagi UIN SUSKA Riau, menjadi bagian dari perubahan literasi yang lebih sehat, lebih manusiawi, dan lebih bermakna.

“Generasi literat lahir bukan hanya dari buku yang tersedia, tapi dari otak yang kembali sanggup menikmatinya.” Seperti yang tertulis dalam poster presentasi mereka, ini adalah pesan yang ingin mereka sampaikan kepada dunia.

About Rahmat Yoza. M

Check Also

Sanggar Elang Khatulistiwa Gelar Temu Ramah, Resmikan Anggota Baru & Luncurkan PDH Baru

Dalam suasana penuh keakraban dan semangat kebersamaan, Sanggar Elang Khatulistiwa menyelenggarakan acara Temu Ramah Sanggar …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *